Sabtu, 23 November 2024

Kolaborasi, Kunci Keandalan Penanganan Darurat Siaga Bencana di Surabaya

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petugas pemadam kebakaran melakukan upaya pembahasan pada Rumah di Jalan Pandegiling yang terbakar pada Senin (29/8/2022) pagi. Foto: Comand Center Surabaya

Masyarakat Kota Surabaya dengan aktivitasnya yang kompleks membutuhkan penanganan kedaruratan yang andal dan serba bisa. Pemerintah kota menjawab kebutuhan tersebut dengan kecepatan tindak lanjut setiap laporan warganya. Mulai dari penanganan kecelakaan, kebakaran, sampai evakuasi jenazah saat pandemi Covid-19 menyerang.

Dedik Irianto Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya mengatakan, bahkan sebelum terbit Permendagri pada Maret 2022 yang menambahkan tugas penyelamatan untuk pemadam kebakaran, Kota Surabaya sudah lama memiliki tim Rescue. Fungsi tim ini ada dua, pada saat terjadi kebakaran dan tidak terjadi kebakaran.

“Pada saat kebakaran tim ini berfungsi melakukan evakuasi dan memberikan akses bagi petugas untuk menuju titik api kebakaran. Saat tidak terjadi kebakaran tim ini mengevakuasi ular masuk rumah warga, melepas cincin yang tidak bisa dilepas, sampai mengevakuasi jenazah saat pandemi Covid-19,” kata Dedik dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (16/9/2022).

Sampai saat ini, DPKP Kota Surabaya telah memiliki 756 orang petugas dan 78 unit mobil pemadam kebakaran yang tersebar di 21 pos dalam 5 rayon. Rayon timur di Jalan Berbek Industri, rayon pusat di Jalan Pasar Turi, rayon utara di Jalan Tambak Rejo, rayon selatan di Jalan Raya Wiyung, dan rayon barat Jalan Margomulyo.

Terkait pelaksanaan kedaruratan siaga bencana di Kota Surabaya, kata Dedik, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengutamakan kolaborasi antar dinas. Karena itu sedikitnya ada sembilan dinas yang bertugas bersama di Command Center 112. Sembilan dinas tersebut adalah DPKP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, Polisi, Dinas Kebersihan, dan Dinas PUPR.

Sebagai perpanjangan dari Command Center, wali kota juga menempatkan pos terpadu di enam titik di Kota Surabaya (Kedung Cowek, Kasuari, Dukuh Pakis, Timur, Selatan, Barat) agar dapat merespon laporan masyarakat lebih cepat di hari biasa. Menjelang hari besar, pos terpadu ini akan ditambah satu di Kapasan sehingga menjadi tujuh titik. Mereka yang bertugas di pos terpadu yaitu Tim Gerak Cepat dan Dinas Kesehatan.

Keberhasilan kolaborasi antardinas di Command Center Kota Surabaya telah mendapat penghargaan dari asosiasi Contact Center World sebagai program yang sukses dan mendapat predikat layanan kedaruratan terbaik, dengan respon waktu cepat di bawah 10 menit. Command Center Kota Surabaya juga mendapat penghargaan atas layanan leader terbaik dalam layanan publik pusat kontak.

“Kata kuncinya kolaborasi, dalam konteks kebencanaan, ada yang namanya pentahelix kolaborasi antar unsur pemerintah, lembaga usaha, masyarakat, akademisi, dan media massa. Bencana menjadi urusan bersama,” kata Dedik.

Terbaru, Pemerintah Kota Surabaya menambahkan affective people atau orang yang terdampak. “Mereka harus diberi literasi, apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana banjir, misalnya. Ini sama dengan mewujudkan jargon kami, juru padam yang sebenarnya adalah masyarakat,” ujarnya.

Cara melibatkan orang yang terdampak ini adalah dengan menjadikan mereka sebagai relawan. DPKP memiliki dua jenis relawan. Pertama, relawan Satlakar yang berangkat dari hobi membantu damkar. Mereka banyak membantu membuka jalan menuju titik api. Kedua, relawan yang memang dibentuk diberi surat keputusan.

“Namanya kader Madagaskar atau masyarakat dan keluarga siaga kebakaran. Minimal di satu keluarahan ada satu orang. Mereka membaur dalam satu identitas yaitu Kader Surabaya Hebat yang totalnya mencapai 27 ribuan,” ujarnya.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs